Pattimura
Orientasi
Pahlawan adalah gelar untuk orang yang dianggap berjasa terhadap orang banyak dan berjuang dalam mempertahankan kebenaran. Di Indonesia banyak pahlawan yang berjasa dalam merebut kemerdekaan. Pahlawan yang sangat dikenang oleh banyak orang ialah Pattimura. Beliau dijadikan sebagai mata uang seribu rupiah. Pahlawan Pattimura memiliki ciri khas nya sendiri dengan memegang golok. Pattimura seorang yang tangguh dan pemberani dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Pattimuralahir di Haria, pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783. Beliau dikenal dengan nama Kapitan Pattimura adalah Pahlawan nasional Indonesia dari Maluku. Beliau memiliki nama Lengkap Thomas Matulessy. Beliau terlahir dari Frans Matulessia dan Fransina Tilahoi.
Urutan Peristiwa
Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Thomas Matulessy yang diberi gelar Kapitan Pattimura Maka pada waktu pecah perang melawan penjajah Belanda tahun 1817, Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat kesatria (kabaressi).
Sebagai panglima perang, Thomas Matulessy mengatur strategi perang bersama pembantunya. Sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir Raja-raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.
Pertempuran-pertempuranyang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan dilaut dikoordinir Thomas Matulessy Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara Ulupaha lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina dan. Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Semua tentara Belanda yang ada dalam benteng itu termasuk Residen Van den Berg, tewas. Pasukan Belanda yang dikirimkan untuk merebut kembali benteng tersebut, dihancurkan oleh pasukan Pattimura.
AkhirnyaBelanda mengirimkan pasukan yang lebih besar dengan persenjataan yang lebih lengkap. Benteng Duurstede berhasil direbut Belanda kembali, setelah tiga bulan lamanya dikuasai penduduk Saparua. Sesudah itu, Belanda melancarkan operasi besar-besaran untuk memadamkan perlawanan. Karena kekuatan yang tidak seimbang lama-kelamaan perlawanan menjadi berkurang. Kapitan Pattimura tertangkap sewaktu berada di sebuah rumah di Siri Sori. Dengan beberapa orang temannya, ia dibawa ke Ambon. Belanda membujuknya untuk bekerja sama, tetapi bujukan itu ditolak.
Pengadilan kolonial Belanda menjatuhkan hukuman gantung kepada Patimura. Sehari sebelum hukuman itu dijalankan, Belanda masih membujuk, tetapi ia tetap menolak. Pada hari selasa 16 Desember 1817,hukuman gantung dilaksanakan di depan benteng Victoria di Ambon. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan.
Reorientasi
Pattimura merupakan sosok yang patut dibanggakan. Beliau rela mempertaruhkan hidupnya untuk melawan kolonial Belanda dan merebut kemerdekaan. Beliau gugur dari perjuangannya dan meninggalkan pesan tersirat kepada pewaris bangsa ini agar sekali-kali jangan pernah menjual kehormatan diri, keluarga, terutama bangsa dan negara ini. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Thomas Matulessy dikukuhkan sebagai “ PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN” oleh pemerintah republik Indonesia.
catatan leosianturi
Kamis, 12 September 2019
Kamis, 22 Agustus 2019
Teks sejarah
Rumah Saya
Orientasi
Rumah saya berdiri pada tahun 1990 di Sigambal, Jalan kancil No.12 kecamatan Rantauselatan. Rumah orang tua saya dibangun tepat di dekat rumah nenek dan kakek saya. Ibu mengatakan ayah saya untuk membangun rumah sendiri di dekat rumah nenek saya atas saran dari nenek saya sendiri. Ayah saya menyetujui saran ibu agar nenek saya mudah melihat ibu saya. Sejak saat itu, dilakukanlah pembangunan agar ayah dan ibu saya tidak tinggal di kontrakan ataupun di rumah nenek saya.
Urutan peristiwa
Mulanya, rumah orang tua saya berdindingkan papan dan melakukan beberapa renovasi pada tahun 1994. Rumah orang tua saya saat ini berumur 28 tahun. Di rumah orang tua saya ada 3 kamar tidur, 2 kamar mandi ,1 ruang tamu dan 1 dapur .Setiap ruangan dipisahkan oleh sekat, dan pada tahun 2011 ayah saya membangun sebuah warung yang akan di buat untuk ibu saya sebagai tempat jualan, beberapa renovasi hingga jadi seperti sekarang.
Reorientasi
Rumah orang tua saya ini memiliki banyak kenangan dan upaya untuk membangunnya, rumah ini sangat
Bermakna bagi keluarga kami karena di rumah tersebut kami kami tinggal dan di rumah tersebut juga kami dibesarkan hingga sekarang.
https://paulleodesianturi.blogspot.com/2019/04/autobiografi.html?m=0
Orientasi
Rumah saya berdiri pada tahun 1990 di Sigambal, Jalan kancil No.12 kecamatan Rantauselatan. Rumah orang tua saya dibangun tepat di dekat rumah nenek dan kakek saya. Ibu mengatakan ayah saya untuk membangun rumah sendiri di dekat rumah nenek saya atas saran dari nenek saya sendiri. Ayah saya menyetujui saran ibu agar nenek saya mudah melihat ibu saya. Sejak saat itu, dilakukanlah pembangunan agar ayah dan ibu saya tidak tinggal di kontrakan ataupun di rumah nenek saya.
Urutan peristiwa
Mulanya, rumah orang tua saya berdindingkan papan dan melakukan beberapa renovasi pada tahun 1994. Rumah orang tua saya saat ini berumur 28 tahun. Di rumah orang tua saya ada 3 kamar tidur, 2 kamar mandi ,1 ruang tamu dan 1 dapur .Setiap ruangan dipisahkan oleh sekat, dan pada tahun 2011 ayah saya membangun sebuah warung yang akan di buat untuk ibu saya sebagai tempat jualan, beberapa renovasi hingga jadi seperti sekarang.
Reorientasi
Rumah orang tua saya ini memiliki banyak kenangan dan upaya untuk membangunnya, rumah ini sangat
Bermakna bagi keluarga kami karena di rumah tersebut kami kami tinggal dan di rumah tersebut juga kami dibesarkan hingga sekarang.
https://paulleodesianturi.blogspot.com/2019/04/autobiografi.html?m=0
Senin, 22 April 2019
Autobiografi
Autobiografi
Namaku Paul Leode Sianturi, lahir di Sigambal pada tanggal 14 Agustus 2001. Ibuku bernama Kamisa dan ayahku bernama Rahman. Ayah bekerja sebagai petani dan ibuku bekerja sebagai ibu rumah tangga, setiap hari ibu yang memasak sarapan. Aku adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, aku memiliki seorang kakak dan seorang abang. Kakakku bernama Lina dan Abangku bernama Putra, mereka sekarang sudah bekerja, hanya aku yang masih bersekolah.
Riwayat pendidikan
Saat berusia 6 tahun, aku bersekolah di sekolah TK Aba Sigambal. Setelah lulus TK, aku melanjutkan sekolah di SD swasta Muhammaddiyah Sigambal. Kemudian setelah lulus aku melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Rantau Selatan pada tahun 2014. Dan di tahun 2017 aku mulai masuk di SMA Negeri 2 Rantau Selatan hingga sekarang. Dan saat ini aku duduk di kelas 11 ipa satu, kelas yang di sebut-sebut sebagai kelas unggulan. Pada saat itu entah kenapa aku memasuki kelas unggulan, aku bukanlah murid pintar, bahkan aku adalah salah satu murid yang bandal dan sering dimarahi oleh guru, tetapi aku akan terus mencoba untuk menjadi murid yang baik.
Penghargaan
Pada saat SMA, aku mendapatkan kepercayaan sebagai seksi keamanan di SMA Negeri 2 Rantau Selatan, dalam acara purna siswa kelas 12. Kami bejaga malam, mulai jam 8 malam sampai 5 pagi. Selama sekolah di TK hingga SMA, aku memiliki teman laki-laki yang bernama Jefri Sulistiyono, yang dari dulu hingga sekarang selalu satu sekolah bahkan satu kelas, dan kami bisa di bilang sebagai teman kecil.
Cita-citaku menjadi arsitek. Setelah lulus SMA, aku akan mencoba masuk di perguruan tinggi ternama untuk mengejar cita-citaku untuk menjadi arsitek.
Prinsip Hidup
Prinsip hidupku berani, jujur dan bijaksana. Berani adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya. Jujur merupakan sipat dasar manusia, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak yang belum memahami makna dan kata jujur yang sebenarnya. Bijaksana ialah selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuan).
Motivasi
" Berjuanglah dengan kemampuanmu sendiri untuk kehidupanmu."
Namaku Paul Leode Sianturi, lahir di Sigambal pada tanggal 14 Agustus 2001. Ibuku bernama Kamisa dan ayahku bernama Rahman. Ayah bekerja sebagai petani dan ibuku bekerja sebagai ibu rumah tangga, setiap hari ibu yang memasak sarapan. Aku adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, aku memiliki seorang kakak dan seorang abang. Kakakku bernama Lina dan Abangku bernama Putra, mereka sekarang sudah bekerja, hanya aku yang masih bersekolah.
Riwayat pendidikan
Saat berusia 6 tahun, aku bersekolah di sekolah TK Aba Sigambal. Setelah lulus TK, aku melanjutkan sekolah di SD swasta Muhammaddiyah Sigambal. Kemudian setelah lulus aku melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Rantau Selatan pada tahun 2014. Dan di tahun 2017 aku mulai masuk di SMA Negeri 2 Rantau Selatan hingga sekarang. Dan saat ini aku duduk di kelas 11 ipa satu, kelas yang di sebut-sebut sebagai kelas unggulan. Pada saat itu entah kenapa aku memasuki kelas unggulan, aku bukanlah murid pintar, bahkan aku adalah salah satu murid yang bandal dan sering dimarahi oleh guru, tetapi aku akan terus mencoba untuk menjadi murid yang baik.
Penghargaan
Pada saat SMA, aku mendapatkan kepercayaan sebagai seksi keamanan di SMA Negeri 2 Rantau Selatan, dalam acara purna siswa kelas 12. Kami bejaga malam, mulai jam 8 malam sampai 5 pagi. Selama sekolah di TK hingga SMA, aku memiliki teman laki-laki yang bernama Jefri Sulistiyono, yang dari dulu hingga sekarang selalu satu sekolah bahkan satu kelas, dan kami bisa di bilang sebagai teman kecil.
Cita-citaku menjadi arsitek. Setelah lulus SMA, aku akan mencoba masuk di perguruan tinggi ternama untuk mengejar cita-citaku untuk menjadi arsitek.
Prinsip Hidup
Prinsip hidupku berani, jujur dan bijaksana. Berani adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya. Jujur merupakan sipat dasar manusia, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak yang belum memahami makna dan kata jujur yang sebenarnya. Bijaksana ialah selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuan).
Motivasi
" Berjuanglah dengan kemampuanmu sendiri untuk kehidupanmu."
Langganan:
Postingan (Atom)